Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong Universitas Andalas (Unand) dan 22 perguruan tinggi lainnya di tanah air menuju kampus kelas dunia lewat program Equity 2025.
“Penandatanganan kontrak program Equity ini merupakan tonggak penting dalam memperkuat kapasitas akademik, riset dan jejaring internasional,” kata Rektor Unand Efa Yonnedi di Jakarta melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Selasa.
Program Equity diarahkan untuk memperluas akses pendidikan tinggi secara merata untuk meningkatkan kualitas riset dan reputasi akademik, yang bermitra dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Program ini juga mencakup kemitraan antara perguruan tinggi negeri berbadan hukum, badan layanan umum, perguruan tinggi negeri satuan kerja dan perguruan tinggi swasta.
Eks konsultan Bank Dunia tersebut mengatakan kampus tertua di luar Pulau Jawa tersebut akan mengoptimalkan pendanaan dari program itu agar proses internasionalisasi dapat segera tercapai. Termasuk pula penguatan publikasi bereputasi dan meningkatkan kontribusi Unand pada Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengapresiasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan yang terus mendukung dunia pendidikan dengan dana abadi yang kali ini dialokasikan untuk peningkatan riset.
“Silakan bersinergi antara para dosen di kampus masing-masing, dorong penelitian dari riset fundamental hingga terapan serta lakukan kolaborasi antarkampus,” saran Mendiktisaintek.
Pada kesempatan itu, Brian mengatakan pemeringkatan perguruan tinggi merupakan dampak dari peningkatan kualitas kampus, serta cerminan kualitas riset di Indonesia dibandingkan dengan negara lain.
Para rektor yang hadir diminta untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, riset dan inovasi dengan pihak dalam maupun luar negeri agar mengetahui praktik baik di bidang masing-masing.