Pemkot Serang bantah adanya penambahan rombel

Pemkot Serang bantah adanya penambahan rombel

Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Banten, membantah adanya penambahan rombongan belajar (rombel) baru di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri untuk menampung lonjakan pendaftar.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang, Tb Suherman, di Serang, Selasa, menjelaskan bahwa tidak ada pembentukan kelas baru, melainkan penyesuaian jumlah siswa per kelas untuk memaksimalkan daya tampung yang ada. Kebijakan ini diambil sebagai solusi jangka pendek atas tingginya permintaan.

“Tidak ada penambahan rombel. Yang dilakukan hanya penambahan jumlah siswa dalam satu rombel dari sebelumnya 36 menjadi 38, atau dari 38 menjadi 40 siswa per kelas,” terangnya.

Suherman menyebutkan, penyesuaian kuota siswa ini hanya diberlakukan secara terbatas pada tujuh SMP negeri dengan tingkat peminat tertinggi. Sekolah-sekolah tersebut adalah SMPN 1 Kota Serang, SMPN 2, SMPN 4, SMPN 6, SMPN 8, SMPN 10, dan SMPN 12 Kota Serang.

Kebijakan ini, lanjutnya, diambil sebagai respons cepat pemerintah terhadap aspirasi masyarakat. Karena banyak warga Kota Serang yang mengalami kesulitan untuk menyekolahkan anaknya dan merasa keberatan dengan biaya di sekolah swasta, sehingga penambahan kuota di sekolah negeri menjadi pilihan yang mendesak.

“Ada wali murid yang bilang, daripada ke swasta mending tidak sekolah. Wali Kota mendengar itu, dan akhirnya memutuskan untuk menambah kuota di sekolah negeri agar anak-anak tetap bisa bersekolah dan tidak putus sekolah,” ungkapnya.

Meski demikian, Suherman menegaskan bahwa kebijakan ini bersifat terbatas dan tidak berlaku untuk semua sekolah. Ia juga menggarisbawahi bahwa usulan untuk menambah rombel secara permanen tidak dapat direalisasikan saat ini karena tidak mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat.

Sebagai solusi jangka panjang, Pemkot Serang telah merencanakan pembangunan infrastruktur pendidikan.

“Untuk jangka panjang, Pemkot Serang menganggarkan pembangunan ruang kelas baru (RKB) pada tahun 2026,” katanya.

Saat ini, dari sekitar 12 ribu lulusan SD, SMP negeri hanya mampu menampung sekitar 6 ribu siswa. Dengan rencana penambahan sebanyak 75 unit RKB pada tahun 2026, ditargetkan daya tampung SMP negeri di Kota Serang dapat meningkat secara signifikan hingga mampu menerima sekitar 8 ribu siswa. Di sisi lain, Suherman juga mendorong sektor swasta untuk turut berperan aktif.

“Swasta juga harus ikut berbenah, supaya orang tua yakin menyekolahkan anaknya ke sana,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Kepala Sekolah Swasta (FOKKS) Kota Serang, Deni Gumelar, menyatakan bahwa kebijakan penambahan rombel di sekolah negeri secara langsung mengancam keberlangsungan hidup puluhan sekolah swasta yang selama ini turut berkontribusi dalam dunia pendidikan di ibu kota Banten.

“Sekarang ini ada 2.415 kursi kosong di 53 sekolah swasta. Kalau itu terus dibiarkan, mungkin akan membuat sekolah swasta menjadi tutup,” ujar Deni.

Ia memaparkan dari total daya tampung SMP swasta sebanyak 3.773 siswa, perolehan sementara hingga hari ini baru mencapai 1.397 siswa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*